Oleh:
(Aulizar Rahman & Tomi Zandra)
KERINCINEWS.COM, KERINCI - Di era sekarang atau seringkali di sebut oleh pemuda dengan zaman now tiap-tiap wilayah mempunyai wakil rakyat dari dapil wilayahnya masing-masing, tak terkecuali kecamatan koto baru.
Sangat lumrah sebelum duduk dikursi mewah ketika mewakili rakyat, calon melakukan kampanye dengan bahasa-bahasa manis, kalimat-kalimat puitis untuk membangun opini bahwa si A lah yang layak untuk mewakili kecamatan koto baru untuk menyuarakan keinginan rakyat banyak.
Tapi kini, alangkah bhulshitnya bahasa yang dilantunkan dulu ketika rakya terlena dengan janji-janji itu berbanding terbalik dengan yang diharapakan oleh masyarakat terutama dari golongan pemuda.
Dewan perwakilan rakyat daerah yang berasal dari kecamatan koto baru tak berbuat selaku wakil rakyat seperti slogan dari rakyat untuk rakyat. Kecamatan koto baru serasa tidak mempunyai wakil untuk menyuarakan kepentingan, kebutuhan dan kehendak dari rakyat.
Sangat disayangkan, tiga orang DPRD kota sungai penuh asli putra daerah koto baru tidak mempedulikan tanah kelahiran, tidak ada ubahnya kecamatan koto baru yang dulu sebelum dan sekarang yang telah mempunyai tiga orang untuk mewakili suara rakyat.
Teruntuk kakanda yang sangat terhormat sebagai wakil kami, tugas dari wakil rakyat bukan hanya kampanye dengan masyarakat, bukan hanya menang ketika banyak mendapatkan suara pilih, bukan hanya cerita anggaran untuk tiap-tiap proyek yang di cairkan, tapi kembali kami mengingatkan, kanda-kanda duduk disana untuk mewakili rakyat-rakyat yang ada.
Harapan-harapan yang kami titipkan berbanding terbalik dengan keinginan rakyat, suara-suara usulan untuk membangun terkadang hanya jadi suara sumbang, sampai yang lebih parahnya, dinding-dinding status semakin tebal dengan rakyat, kondisi ini semakin memperjelas suara dari rakyat tidak pernah di sampaikan untuk di realisasikan.
Lalu jika wakil rakyat tidak menyuarakan suara rakyat maka suara siapa yang mereka sampaikan untuk di amin kan?
Kepentingan siapa yang di muluskan jika suara rakyat tidak di indahkan?
Sangat lumrah sebelum duduk dikursi mewah ketika mewakili rakyat, calon melakukan kampanye dengan bahasa-bahasa manis, kalimat-kalimat puitis untuk membangun opini bahwa si A lah yang layak untuk mewakili kecamatan koto baru untuk menyuarakan keinginan rakyat banyak.
Tapi kini, alangkah bhulshitnya bahasa yang dilantunkan dulu ketika rakya terlena dengan janji-janji itu berbanding terbalik dengan yang diharapakan oleh masyarakat terutama dari golongan pemuda.
Dewan perwakilan rakyat daerah yang berasal dari kecamatan koto baru tak berbuat selaku wakil rakyat seperti slogan dari rakyat untuk rakyat. Kecamatan koto baru serasa tidak mempunyai wakil untuk menyuarakan kepentingan, kebutuhan dan kehendak dari rakyat.
Sangat disayangkan, tiga orang DPRD kota sungai penuh asli putra daerah koto baru tidak mempedulikan tanah kelahiran, tidak ada ubahnya kecamatan koto baru yang dulu sebelum dan sekarang yang telah mempunyai tiga orang untuk mewakili suara rakyat.
Teruntuk kakanda yang sangat terhormat sebagai wakil kami, tugas dari wakil rakyat bukan hanya kampanye dengan masyarakat, bukan hanya menang ketika banyak mendapatkan suara pilih, bukan hanya cerita anggaran untuk tiap-tiap proyek yang di cairkan, tapi kembali kami mengingatkan, kanda-kanda duduk disana untuk mewakili rakyat-rakyat yang ada.
Harapan-harapan yang kami titipkan berbanding terbalik dengan keinginan rakyat, suara-suara usulan untuk membangun terkadang hanya jadi suara sumbang, sampai yang lebih parahnya, dinding-dinding status semakin tebal dengan rakyat, kondisi ini semakin memperjelas suara dari rakyat tidak pernah di sampaikan untuk di realisasikan.
Lalu jika wakil rakyat tidak menyuarakan suara rakyat maka suara siapa yang mereka sampaikan untuk di amin kan?
Kepentingan siapa yang di muluskan jika suara rakyat tidak di indahkan?
0 Komentar