Random Posts

Kurban Sama Halnya Dengan Penyemblihan Ego


Oleh : 
(Andri Kardiansyah, S. Sos) 

KERINCINEWS.COM, KERINCI - Idul Adha dilaksanakan oleh umat muslim di seluruh dunia, tidak peduli dalam situasi perang maupun damai, di tengah kemakmuran maupun dalam suasana krisis. Ia selalu datang untuk menyentakkan lagi spirit pengorbanan, ketulusan, dan keikhlasan yang kini terus meluruh ditelan rakusnya individualisme dan egosentrisme. Ia selalu kembali untuk mengingatkan pentingnya spirit untuk berkorban bagi sesama, karena tanpa itu, yang muncul ialah penyakit-penyakit sosial dan kerusakan tatanan nilai kemanusiaan.

Dalam situasi dan konteks seperti itulah Idul Adha hadir dan dirayakan di Indonesia saat ini. Apa indikatornya? Ambisi-ambisi golongan dan pribadi lebih mendominasi kehidupan berbangsa ini ketimbang pengabdian diri yang hakiki. Loyalitas kebangsaan acap tergusur oleh loyalitas terhadap kepentingan dan kekuasaan. Kesediaan berkorban pun teramat sering tergantikan oleh pameran keserakahan.

Idul Adha datang untuk mengajarkan bahwa pengorbanan yang dilakukan Nabi Ibrahim adalah wujud kepasrahan tiada tanding yang mestinya menjadi teladan kita semua anak bangsa, termasuk mereka yang dianggap tokoh dan elite bangsa. Spirit pengorbanan sekaliber pengorbanan Ibrahim saat menyembelih sang anak, Ismail, masih sangat relevan dan seharusnya dijadikan contoh untuk diaktualisasikan dalam konteks kekinian.

Adalah saat yang tepat bagi bangsa ini untuk mengambil hikmah atas hakikat Idul Adha. Terutama sekarang, ketika di sejumlah titik di negeri ini banyak saudara kita tengah ditimpa musibah bencana atau memiliki kehidupan yang serbakekurangan. Korban gempa di Lombok, korban bencana kekeringan di sejumlah daerah, sangat memerlukan dukungan dan uluran tangan.

Kepedulian kita terhadap sesama, bantuan kita kepada yang lebih membutuhkan, sesungguhnya merupakan langkah awal untuk menumbuhkan spirit pengorbanan yang sudah dicontohkan dalam sejarah Idul Adha.

Dalam perspektif yang berbeda, makna kurban yang mengedepankan penghilangan ego juga amat diperlukan bangsa ini yang tengah menjalani proses pendewasaan politik dan demokratisasi. Berkurban jangan cuma dianggap sebagai ritual dan formalitas semata, berkurban juga jangan dijadikan komoditas aksi demi sekadar status dermawan atau hartawan. Kerelaan berkurban mesti dimaknai sebagai laku prihatin, sebagai kesediaan mengorbankan rupa-rupa ego demi kepentingan yang lebih besar dan mulia. (*) 


إرسال تعليق

0 تعليقات