Khairi, yang menjabat sebagai Ketua KONI Kota Sungai Penuh, kini harus menghadapi dua kasus hukum. Selain ditangkap oleh Kejaksaan Sungaipenuh karena diduga menyalahgunakan dana hibah KONI, ia juga ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Kerinci atas tuduhan melanggar UU ITE. Laporan polisi terkait kasus ini dibuat oleh LSM Semut Merah pada 10 November 2023 lalu.
Penyidik Polres Kerinci mengirimkan surat pemberitahuan hasil penyidikan kepada Aldi Agnopiandi, yang merupakan pelapor dalam kasus ini. Surat tersebut, yang ditandatangani oleh Kasat Reskrim Polres Kerinci AKP. Veri Prasetyawan. SH. MH, menyatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi, ahli, dan gelar perkara, Khairi alias Buya Khairi Bin Sara’i Abidin (Alm) ditetapkan sebagai tersangka.
Aldi Agnopiandi mengkonfirmasi kepada media, Sabtu (09/03/2023), bahwa ia telah menerima surat tersebut. “Iya, kita telah menerima surat dari Polres Kerinci tentang penetapan tersangka atas nama Khairi Ketua KONI Kota Sungai Penuh dalam kasus dugaan tindak pidana pelanggaran UU ITE,” ujarnya.
Kapolres Kerinci AKBP Muhammad Mujib juga membenarkan hal ini saat dihubungi oleh media via WhatsApp, Sabtu (09/03/2024). Ia mengatakan bahwa penetapan tersangka Khairi adalah bagian dari proses penyidikan yang berdasarkan alat bukti yang cukup. “Iya, hasil dari penyidikan telah memenuhi alat bukti yang cukup. Kemudian dilaksanakan gelar perkara untuk dilakukan penetapan tersangka terhadap Khairi,” katanya.
Zoni Irawan, seorang aktivis senior dari Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, memberikan apresiasi tinggi kepada Kapolres Kerinci AKBP Muhammad Mujib atas penetapan tersangka Khairi dalam kasus tindak pidana UU ITE yang dilaporkan oleh Aldi Agnopiandi. “Sekali lagi apresiasi kami yang setinggi-tingginya kepada bapak AKBP Muhammad Mujib. Kami sangat mendukung langkah Kapolres Kerinci untuk menegakkan Supremasi Hukum di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh ini,” tuturnya.
0 Komentar