Random Posts

Pergantian Pejabat di Sungai Penuh: Langkah Strategis atau Manuver Politik?

Pelantikan

Walikota Sungai Penuh, Ahmadi Zubir, telah melakukan serangkaian pergantian pejabat secara intensif. Dalam dua malam berturut-turut, sebanyak seratus pejabat eselon tiga dan empat diambil sumpahnya. Setelah istirahat sehari, Walikota melanjutkan dengan pelantikan 50 pejabat lagi, termasuk kepala sekolah dan puskesmas, serta beberapa sekretaris dan kepala bidang di Dinas Pemerintahan Desa.

Ahmadi menyatakan bahwa tujuan dari perombakan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan menyegarkan struktur birokrasi. Dia menekankan bahwa proses rotasi, mutasi, dan promosi merupakan hasil kerja keras Tim Penilaian Kinerja Kota Sungai Penuhyang telah melakukan evaluasi kinerja menyeluruh.

Namun, terdapat kecurigaan bahwa pergantian pejabat ini memiliki muatan politis, mengingat banyak yang dilantik adalah kalangan dekat Walikota, sementara pendukung Wakil Walikota Alvia Santoni dinonjobkan. Beberapa pejabat dari Kecamatan Pondoktinggi, termasuk Hendripal, Febriandi, Heryadi, dan Indri Firman, juga terkena dampak dari perombakan ini.

Situasi ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan pejabat lain, dengan beberapa diantaranya merasa didepak atau diturunkan eselonnya. Hendripal, misalnya, mengungkapkan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya selama ini dan menyatakan bahwa dia telah bekerja maksimal untuk kota.

Perombakan ini juga tampaknya menguntungkan mereka yang mendukung tim Ahmadi Zubir selama Pilwako Sungai Penuh2020, seperti Zulwahdi yang kini dilantik sebagai Kabag Pemerintahan. Di sisi lain, Sekda Alpian menegaskan bahwa penetapan pejabat eselon adalah wewenang Walikota, meskipun dia memberikan masukan sebagai Sekda.

Pengamat politik H Ferry Siswadhi menilai pergantian pejabat selama bulan Ramadhan sebagai langkah yang memiliki nuansa politis yang kuat, mengingat prosesnya tidak melibatkan Wakil Walikota Alvia Santoni.

Seorang staf pengajar dari STIE Sakti Alam Kerinci mengkritik kompetensi beberapa pejabat yang baru diangkat oleh Walikota Sungai Penuh, Ahmadi Zubir, menyatakan bahwa mereka kurang mumpuni dibandingkan pendahulunya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran menjelang Pilwako 2024, di mana Ahmadi tampaknya berusaha mendapatkan dukungan dari kelompok pendukung Fikar Azami dengan menempatkan mereka di posisi penting di pemerintahan.

Anggota DPRD Kota Sungai Penuh, Ferry Satria, menganggap pergantian pejabat sebagai hal yang wajar selama masa Pilwako, dengan syarat bahwa tujuannya adalah untuk memperbaiki dan mempercepat pembangunan. Namun, dia menekankan bahwa jika pengganti tidak memiliki kualitas yang setara, maka perombakan tersebut tidak akan bermanfaat.

Ketua Komisi II DPRD Kota Sungai Penuhmenyatakan kekecewaannya jika pergantian pejabat hanya dilakukan untuk kepentingan politik, terutama jika itu berkaitan dengan mendukung Walikota saat ini di Pilwako. Sementara itu, Syofiardi, politisi sekaligus Ketua DPD Partai Berkarya Kota Sungai Penuh, mempertanyakan pemecatan beberapa pejabat berkualitas, menilai bahwa pergantian pejabat oleh Ahmadi Zubir sangat dipengaruhi oleh politik.

Syofiardi juga menyuarakan kekecewaannya di Facebook, mengkritik pejabat baru yang tidak memahami arti perjuangan dan meminta mereka yang telah berpengalaman untuk melanjutkan perjuangan bersamanya.

Posting Komentar

0 Komentar