Jakarta, 7 Juli 2020
Partai Kebangkitan Bangsa membuat gebrakan monumental dengan mengumumkan visinya tentang
haluan poltik internasional yang digambarkan sebagai jabaran dari wawasan yang diwariskan oleh
Para Bapak Pendiri Bangsa kedalam strategi politik untuk menapakkan posisi Indonesia diantara
bangsa-bangsa dunia sebagai salah satu kontributor utama dalam memperjuangkan kemuliaan
peradaban umat manusia. Visi itu dituangkan dalam artikel yang ditulis oleh Ketua Umum PKB, H.
Abdul Muhaimin Iskandar (AMI), dan diterbitkan oleh Jurnal Strategic Review edisi 2 Juli 2020. Arikel
itu berjudul: “The future of civilization: Indonesia’s contribution; It’s time to renew the spirit of the
Non-Aligned Movement for the 21st century” (“Masa Depan Peradaban: Kontribusi Indonesia;
Saatnya memperbarui semangat Gerakan Non-Blok untuk abad ke-21”).
Strategic Review adalah jurnal politik internasional berbahasa Inggris yang menyoroti dinamika
politik internasional dari sudut pandang Indonesia. Terbit di Jakarta sejak 2012, jurnal ini dinakhodai
oleh Pemimpin Redaksi Hasan Wirajuda, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, dan telah berhasil
mengukuhkan diri sebagai rujukan utama berbagai kalangan internasional yang berkepentingan
dengan Indonesia.
Dalam artikel yang ditulisnya, Gus AMI memaparkan prinsip-prinsip universal yang harus diusung
sebagai haluan politik internasional Indonesia, berdasarkan wawasan yang diwariskan oleh para
Bapak Pendiri Bangsa, yaitu: Pertama, memperlakukan sesama secara adil dan sederajat –tanpa
memandang suku atau agama; tanpa permusuhan atau kebencian; dan tanpa berusaha
meminggirkan atau menyingkirkan;
Kedua, menerima dan menghormati negara bangsa yang berdaulat sebagai sistem politik yang
mengikat warga dari setiap bangsa, tanpa menyebarkan atau mengejar agenda supremasi terhadap
bangsa lain;
Ketiga, menerima dan menghormati hukum negara sebagai tatanan yang mengikat semua
warganya, dan tidak memberikan ruang bagi siapa pun untuk menjadikan agama sebagai
pembenaran atas tindakan melawan hukum, apalagi untuk menghasut dan/atau berpartisipasi
dalam pemberontakan terhadap otoritas yang sah.
Keempat, memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
“Prinsip-prinsip universal itu adalah jawaban bagi bermacam kemelut yang melanda dunia
internasional dewasa ini”, kata Gus AMI. Ia pun menggaungkan seruan Gus Dur dalam artikel yang
dimuat di Wall Street Journal tahun 2005 yang lalu: “Sudah waktunya bagi semua orang yang
beritikad baik dari setiap agama dan bangsa untuk mengakui bahwa bahaya mengerikan mengancam
umat manusia. Kita tidak dapat melanjutkan 'bisnis seperti biasa' dalam menghadapi ancaman
eksistensial ini. Sebaliknya, kita harus mengesampingkan pertengkaran internasional dan partisan
kita, dan bergabung bersama untuk menghadapi bahaya yang ada di depan kita."
Sebagaimana diketahui, sejak 2018 Partai Kebangkitan Bangsa telah diterima sebagai anggota
Centris Democrat Internasional (CDI), sebuah koalisi politik internasional beranggotakan lebih dari
150 partai politik dari berbagai negara di seluruh dunia. Kaukus CDI di Eropa, European People’s
Party (EPP), memenangi pemilu terakhir dan memegang mandat pemerintahan Uni Eropa saat ini.
Sejak menjadi anggota, PKB telah berhasil menggolkan tiga resolusi yang diterima secara aklamasi
oleh CDI. Resolusi-resolusi itu diusung dalam konteks Gerakan Global Islam Untuk Kemanusiaan
(Humanitarian Islam). Salah satunya memuat hasil-hasil Bahtsul Masail Maudlu’iyyah dari
Musyawarah Nasional Alim-Ulama Nahdlatul Ulama di Kota Banjar pada awal 2019 yang lalu.
“Partai Kebangkitan Bangsa bertekad untuk mengusung panji-panji kontribusi Indonesia bagi
kemanusiaan dan peradaban dunia”, demikian Gus AMI menegaskan. ***
Link ke artikel Gus AMI di Strategic Review:
http://sr.sgpp.ac.id/post/the-future-of-civilization-indonesias-contribution
0 Komentar